Selasa, 30 November 2010

Kisah Dua Ember Kayu di Sumur

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Tuesday, November 30, 2010 at 1:00pm
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Bagaimana kita menghadapi hidup? semua tergantung dari mana kita bisa memandang dan melihat sesuatunya.
Ada cerita tentang dua buah Ember kayu di sebuah sumur. Yang satu selalu merasa sedih, dan tidak berhenti-hentinya komplen. Ia selalu mengeluh tentang orang2 yang datang ke sumur hanya untuk memanfaatkannya untuk mengambil air dari dalam sumurnya dan kemudian pergi meninggalkannya begitu saja. Ia selalu komplen-komplen dan komplen. ketika orang2 datang, dia sudah berpikir jelek ttg orang2 itu karena mengunakan dirinya untuk mengambil air dari dalam sumur. Menceburkannya ke dalam air yang dingin dan sumur yang gelap, menariknya keatas, Ia pun harus membawa beban yang berat dan kemudian air yang dibawanya pun harus dibawa pergi, kemudian dirinya hanya kembali di jemur di atas sumur sampai ada yang mengunakannya lagi.Kepanasan membuat tubuhnya kering kerontang dan semakin panjang pula keluh kesahnya.

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sedang Ember Kayu yang satunya lagi selalu merasa bahagia, dan selalu bersyukur dengan apa yang didapatkannya. Ketika ada orang-orang yang datang ke sumur tersebut, ia akan bahagia sekali karena ia dapat membantu mereka melayani kebutuhan orang banyak yang membutuhkan air dalam hidupnya. Ketika tubuhnya basah dengan air yang dingin ia pun bersyukur akhirnya tubuhnya dapat mandi setelah sekian lama kering berada di atas sumur, dan berdoa semoga air yang dibawanya keatas dapat digunakan oleh banyak orang, lalu dengan suka cita ia memberikan dengan tulus air itu untuk dibawa pergi oleh mereka yang memerlukan. Ketika dirinya di jemur kembali di atas sumur, ia pun bersyukur karena masih ada mentari yang menghangatkan dirinya setalah basah dan masuk ke dalam sumur yang lumayan dingin. Ia pun masih bisa mendengarkan suara burung2 yang bernyanyi riang gembirA, awan putih bersih yang selalu tersenyum padanya, rumput2 yang hijau yang selalu berdansa untuknya, dan semua hewan yang lalu lalang di depannya. Ia bersyukur karena hidup ini begitu indah. walau hanya sebagai sebuah ember kayu di sumur tetapi ia telah dapat menberikan banyak arti dan sumbangsih bagi siapapun yang membutuhkan.


Sumur adalah tempat kita saat ini, air adalah bentuk sesuatu yang kita miliki, dari kelebihan kita, ilmu, tenaga, materi, nasihat dan lainnya yang bisa kita berikan kepada orang lain. kita sendiri mau menjadi siapa hanya diri sendiri yang menentukan mau komplen dan marah-marah terus setiap hari, tidak pernah puas dan negatif thinking setiap hari? atau mau berubah menjadi sosok yang ceria, yang riang dan selalu bersyukur karena dapat memberikan sesuatu kebahagiaan walau pun kecil kepada orang lain? semua ada di tangan kita sendiri……
Menyadari kehidupan itu begitu berarti, dan begitu penting. bahwa kita tidak hidup sendiri, maka berbagilah kebahagiaan pada orang lain, maka kamu adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Senin, 22 November 2010

Jodohku...aku Rindu Padamu....(from RKI)

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Assalammu'alaikum........

Apa kabar jodohku? Baik-baik saja kan??  Berat rasanya kantung mataku tertutup. Bagaimana dengan kamu? Apa kamu slalu terbangun disepertiga malam terakhir? Dan apakah mulutmu trs menerus berdzikir dimalam itu?

Jujur aku rindu kamu....jodohku...,,
Tapi saat ini blm saatnya untuk kita bertemu, bukannya aku tak mau..,atau aku tak rindu. Tapi memang karna perjalanan kita masih panjang. Dan masih banyak kewajiban yg harus kita penuhi sayang..,,Terkadang aku berfikir...apa nanti saat subuh tiba kau akan membangunkanku??Mengajakku bertafakur dan bersujud kepada-Nya??

Berat hati ini menantimu, gelisah pula hati ini memikirkanmu. Apa kau slalu hiasi langkahmu dengan kebaikan-kebaikan? Dan apakah nanti saat Dzuhur tiba..
kau akan meninggalkan kesibukanmu sementara, untuk menghadap-Nya?


Jodohku...sehatkah kamu?
Kalau saja aku berada disampingmu saat ini, mungkin aku akan merawatmu dengan penuh kasih sayang.,

Jodohku sabar dan tenanglah...
aku disini masih bersabar menantimu,Hatimu tak sedang terluka kan? tersenyumlah... karna aku yakin kebahagiaan akan slalu menyertai kita,Jikalau detik ini hatimu sedang terluka, ambil air wudlulah... dan mendekatlah kepada-Nya.,Tapi disini ak berharap kau baik-baik saja..,

Hmm....
waktu ini memang terasa lama buadku.,tapi ak yakin takkan lama lagi kau akan hadir menyapaku dan mengajakku untuk melakukan shalat fardhu.
Dan sering pula kau akan menyanyakan.. " Sudah shalatkah kau sayang?"

Jodohku...aku rindu..,
Kapan kita bertemu? Begitu banyak hal yg ingin ku ceritakan kepadamu. Begitu banyak pula harapanku untuk menantikan nasihat2mu. Hati ini kosong...dan hati ini tak sabar menanti kehadiranmu yg kan membalut dan menyembuhkan luka dihatiku.

Jodohku...
apa kau jg rindu padaku? Bagaimana dengan Qur'an mu? Sudahkah kau baca diantara maghrib dan isya'? Apa yg kau pahami dari surah itu? Ceritakanlah kepadaku....Aku siap mendengarkan., dan begitu jg dengan keluh kesahmu,aku siap berbagi sayang...

Perubahan apa yg kau lakukan dari hari ke hari sayang? semakin membaikah? Tak kau sentuh kan hal-hal yg dilarang agama?
Aku berharap seperti itu...Jodohku....
disetiap langkahku dan seusai shalatku..
ku titipkan AL -Fatihah untukmu,agar kau slalu berada dijalan-Nya..

Sabar ya sayang, waktu-waktu ini bukanlah waktu yg lama..
Jangan sampai kau salah jalan sayang.,Salam rindu pula untuk orang tuamu, baik-baikah mrk?Masihkah kau jaga mereka dg kasih sayangmu?Dan sudahkah kau bersyukur??

Sayang...
nantilah aku, dgn berbagai kebaikan yg nantinya akan membawa Rahmat untuk kita, Jagalah dirimu dari hal-hal yang dilarang agama. Karna aku mencintaimu secara tulus...


Jodohku...
bersiaplah kau untuk mencintaiku scara tulus dan mau menerima segala kekuranganku...dan membenarkanku dikala ak salah.Sayang... berusahalah! Kita pasti akan sukses! Bahagiakan orang tuamu...dengan menjaga sikapmu dan tuturkatamu..

Aku yakin kau adalah orang yang sabar, orang yang cakap untuk memimpin kelak.
Jgn pernah merasa sepi..
karna aku disini masih setia menantimu, dan disini aku masih setia menjaga kehormatanku.


Sayang...
kalau siang sudah berlalu..pejamkan matamu dg buaian do'a, begitu juga ucap do'a dariku selalu menyertaimu...
Smoga ALLAH selalu menjadikan kita dijalan yang benar. AMin...


Jodohku...
Tak terasa pena ini telah banyak kui goreskan diatas kertas putih ini, yg memang benar ini adalah tanda kerinduanku kepadamu.,
Ingatlah sayang...
aku slalu ada untukmu...
Untuk itu jgn pernah kau merasa sendiri atau sepi..


Hmm...semoga kerinduanku ini akan terjawab,seiring berjalannya waktu.
Salam hormatku dan sayangku untukmu......

Wassalammu'alaikum

cutiiiiiiiiiiieeeee





wedding cartoon

Asmaul Husnah

Rabu, 17 November 2010

Munakahat

MUNAKAHAT

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Wednesday, November 10, 2010 at 11:47am
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥  

Dengarlah pinta sederhanaku ini,
Sesungguhnya aku hanya ingin..

Menjadi ibu dari anak-anakmu,
Menjadi juru masak dari laparmu,
Menjadi juru pijit dari lelahmu,

Menjadi teman dari sepimu,
Menjadi pendengar dari keluh kesahmu,

Menjadi tangis dalam sedihmu,
Menjadi tawa dalam bahagiamu,

Menjadi penopang dalam rapuhmu,
Menjadi penyejuk dalam marahmu,

Menjadi makmum dalam sholatmu,
Menjadi pengamin dalam doamu,
Menjadi maaf dalam khilafmu,

Maka.. Peluklah aku dengan syahadatmu,
Hangatkan aku dengan solatmu,
Belailah aku dengan Shaum-mu,
Kecuplah aku dengan imanmu,
Naungi aku dengan Munakahat,

Karena aku cintamu,
Bukan nafsumu..

Ku Ingin Anak Lelakiku Menirumu

Oleh : Neno Warisman - 'Izinkan Aku Bertutur'

Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya: "Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!" Suamiku menjawab: "Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku." Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa.

Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatam kan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: "Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah."
Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata: "Oh ya. Ide bagus itu."
Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidak berapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.
Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.
Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan. Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan. Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima. Sejak hari itu, Ahmad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah.
Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedang menyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.
Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu. Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu: "Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!"
Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu. "Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!" Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih dihatiku. Ada yang mencemaskan aku. Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu.
Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendong ayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriak menghentak, "Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!" Dengan kasar disorongkannya bayi mungil itu.
Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi.
Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istri dan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini.Pecahlah tangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya.
Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya: "Dulu kau hempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak ia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!"
Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam.
Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi. Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu, "Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?"
Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak boleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu?
Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepada Ahmad. Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba.
Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan mereka berdua, "Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang tak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta. Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan. Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia.
Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan. Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasa dan seorang wanita tua terpaku di tempatnya. Memang tak mudah untuk berubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang: "Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang." Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama, bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu. Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.
Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu. Kelak,jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata: Ya, Nabi. aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu!
Amin, Alhamdulillah