Kamis, 30 September 2010

Buat Apa Sakit Hati

Buat apa sakit hati

by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Thursday, September 30, 2010 at 10:33pm
Buat apa sakit hati
Bila harapan tak tercapai
Bila keinginan tak terjangkau
Bila kemauan tak terpenuhi
Bila yang dicintai meninggalkan pergi
Bila yang diterima bukan yang dimaui
Bila yang datang bukan yang diinginkan
Bila sakit sering datang menyinggahi

Buat apa sakit hati dan terluka
Antara harapan dan kenyataan
Memang sering kali berbeda
Antara apa yang kamu maui
Dengan apa yang terjadi
Seringkali tak sesuai
Buat apa kau sakit hati karenanya

Buat apa sakit hati dan menyesali diri
Bila yang di harap tak kunjung datang
Yang datang bukan yang diharap
Bila yang dicintai datang dan pergi
Yang tak dicintai ada di sisimu

Buat apa sakit hati dan menyakiti diri
Bila sesuatu yang disayangi meninggalkan pergi
Bila sesuatu yang dimiliki tiba-tiba hilang tak kembali
Bila sesuatu dikasihi tiba-tiba lenyap di telan bumi
Bila sesuatu dirindukan menguap bagai asap ke langit tinggi

Buat apa sakit hati dan menyiksa diri
Apa yang kau miliki sekarang
Adalah pilihanmu sendiri
Keputusanmu sendiri
Kemauanmu sendiri
Buat apa disesali
Bila itu memang sudah terjadi
Manangis darahpun
Tak mungkin kembali
Apa yang sudah terjadi

Mengapa kau sakit hati dan menyesali diri
Bila semua sudah terjadi
Buburpun tak berubah menjadi nasi
Gelas pecah tak menjadi utuh ketika kau tangisi
Yang matipun tak hidup kembali walau kau menangis berhari-hari

Mari kita kembali kepada yang Maha Pemberi
Yang menguasai kau punya diri
Jangan sesali ketika yang kau cintai pergi
Jangan harap kembali bila bukan jodoh buat diri
Ada pengganti yang siap mendatangi
Walau mungkin bukan yang dicintai
Namun itu mungkin titipan Illahi

Buat apa sakit hati
Bisa jadi yang kau cintai tidak diridhoi Illahi
Dan yang kau tak sukai justru amanah Illahi
Susah memang untuk mengerti
Namun ada hikmah dibalik setiap yang terjadi
Demikian pesan Illahi

Buat apa sakit hati
Coba kau baca kalam Illahi
Hati yang sakit akan tentram kembali
Semoga dia kembali
Bila tidak jangan kau tangisi
Ada yang datang mengisi hati
Boleh jadi lebih baik dari yang pergi
Itu rahasia Illahi
Mungkin sukar dimengerti
Namun itu yang terjadi
Masihkah kau sesali
Bila semua itu kehendak Illahi

Buat apa sakit hati
Bila waktunya tiba kaupun mati
Menuju Kekasih yang sejati
Dia yang tak pernah pergi dari hati
Akan selalu menerima kembali
Lalu kenapa kau tak peduli
Wahai hamba duniawi.

Minggu, 19 September 2010

The last gift for Muslimah

Bingkisan terakhir buat Muslimah

by Renungan Kisah Inspiratif Muslimah on Sunday, September 19, 2010 at 9:07pm
Saudariku muslimah........
saya hadiahkan kepada kalian para muslimah satu hadiah terindah yaitu dengan memperbaharui perjanjian kepada Allah, taubat nashuha dan kembali secara benar kepada Allah......
hadiah ini diberikan kepada Ummul mukminin Aisyah, padahal kita lebih membutuhkannya, mari kita dengarkan, kita lihat kalimat-kalimatnya dan kita renungkan makna - makna yang terkandung bersama-sama, karena didalamnya terdapat kebaikan yang banyak.
Rasulullah bersabda kepada Aisyah yang artinya :" Apabila engkau melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, karena seorang hamba apabila dia mengakui dosanya kemudian dia bertaubat kepada Allah niscaya Allah mengampuninya. (HR.Bukhari muslim dengan syarah an-Nawawi dan Ahmad)

Saudariku......
Aisyah As - Shiddiqah binti As Shiddiq digosipkan dengan berita buruk oleh para pembohong, maka Rasulullah mendatanginya dan menghadiahkan kepadanya hadiah diatas, yang pada hakikatnya juga merupakan hadiah kepada semua wanita muslimah.

Wahai Saudariku, sesungguhnya hadiah ini yang paling kita perlukan pada saat ini dimana fitnah-fitnah, syubhat-syubhat, kemaksiatan dan syahwat merajalela.

Hendaknya janji kita kepada Allah dengan taubat dan istighfar agar kita selalu hidup berbahagia.Dari hadiah ini kita mengetahui taubat bukanlah sekedar kalimat yang diucapkan, bukan pula ucapan yang didengungkan oleh lisan, akan tetapi dia tercapai dengan beberapa perkara
  1. hendaklah kita merasa menyesal karena telah melakukan kesalahan atau dosa yang telah terjadi, bukankah Rasulullah bersabda :" Penyesalan adalah taubat " (HR. Ahmad, alhakim dari hadist Ibnu Mas�ud dan Anas bin Malik)
  2. Hendaklah kita meninggalkan dosa yang telah kita sesali dan menjauhi jalannya, inilah arti meninggalkan dosa.
  3. Niat kuat yang benar, janji yang kuat untuk tidak kembali kepada dosa tersebut
  4. Hendaklah kita mengerjakan amal - amal shalih yang biasa menjadi sebab terhapusnya amal - amal buruk
  5. membebaskan diri dari hak - hak manusia, apabila kita berkata yang menyangkut hak saudari kita muslimah, baik ghibah atau namimah atau kita mengambil darinya sesuatu yang kita tidak berhak, maka hendaknya kita mengembalikannya sebagai batas kemampuan, kemudian kita wajib memohon maaf dan kerelaannya apabila kita tidak mampu mengembalikannya dan memohonkan ampunan untuknya.
Saudariku....... Dengan jujur saya katakan bahwa taubat yang nashuha adalah jalan kita kepada Allah dan bekal kita di akherat, tidaklah beruntung orang yang beruntung pada hari kiamat, kecuali dengan taubat nashuha. oleh karena itu, Allah mengajak kita kepada taubat nashuha, renungkanlah firman Allah : " Katakanlah, hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas, terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (Az-Zumar;53) simaklah Firman-Nya, Dia membuka pintu taubar : " Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya...." (Asy-Syuura;25)

Saudariku...... bertaubat dari dosa dosa dan kesalahan, baik yang besar maupun yang kecil termasuk perkara - perkara yang wajib untuk dikerjakan dengan segera dan terus menerus, dan kita bisa memperhatikan anjuran segera bertaubat dengan cepat, dalam firman Allah :" Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang - orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An-Nur;31) Bahkan lihatlah dan renungkanlah wahai Saudariku muslimah..... Rasulullah yang ma�shum yang telah diampuni dosa - dosanya yang telah lalu dan yang akan datang , beliau bersabda :" yaa ayyuhannasu ........ :" Wahai manusia, bertobatlah dan beristighfarlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam satu hari seratus kali." (HR. Muslim, At-tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Wahai Muslimah saudariku......
Taubat... Taubat..... Kembali.... Kembali...........................
Berkhayallah bahwa kita memiliki semua impian dan angan angan yang kita inginkan ? dan kitapun telah menggapai harapan yang kita idam idamkan, namun tiba tiba ketika kita lengah, semuanya lenyap tanpa guna bahkan mendapatkan kerugian dan kehancuran. apa yang kita lakukan ? jelas kita akan menangis dan merasa terpukul, bahkan kita akan bersedih atas apa yang hilang dari kita, dan bahkan kita bisa gigit jari karena kesedihan dan penyesalan. Semua itu hanya karena dunia yang fana. lantas bagaimana dengan umur kita yang terus bertambah dan berjalan tanpa guna ? sesungguhnya umur kita adalah mutiara berharga yang tidak bisa dinilai dengan materi apapun, dan umur kita ini pada hakekatnya adalah nafas-nafas kita,nafas yang keluar dan tidak akan kembali kepada kita selamanya.
Nafas inilah modal hidu kita didunia, dengannya kita bisa membeli nikmat nikmat akherat yang kita inginkan dan dengannya kita menggapai ketentraman dan kenikmatan. Dengannya kita meraih syurga dan dengannya kita aman dari neraka. dengannya kita beruntung dengan memperoleh ridha Arrahman, dan dengannya kita melihat Al-Malik Al-Mannan. Maka bagaimana kita menyia - nyiakan usia kita tersebut tanpa taubat nashuha ? bagaimana nafas nafas kita berhembus tanpa guna dan manfaat ?

Saudariku...............................
Pikirkan dan renungkanlah ucapan ucapan berikut mudah mudahan Allah memberikan kita manfaat karenanya. sesungguhnya apabila malaikat maut muncul didepan kita, maka akan nampak kesedihan dan penyesalan diwajah kita, dimana kita ingin seandainya kita memiliki dunia dengan segala macam isinya, untuk menebus peristiwa yang sulit ini dengannya.
Maha benar Allah Yang Maha Agung ketika berfirman :" Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu berkata :" Ya Tuhanku mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat yang menyebabkan aku bisa bersedekah dan aku termasuk orang - orang yang shalih." (Al-Munafiqin;10) " Dan sekali - kali tidak akan menangguhkan kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Munafiqin;11)

saudariku...................................
Kesedihan bagi kita apabila maut datang kepada kita sementara kita belum kembali. Kerugian bagi kita apabila kita dipanggil untuk bertaubat tapi kita tidak menjawabnya.

Saudariku..............................
setiap orang dari kita memiliki dosa - dosa , aib - aib, maksiat - maksiat dan kesalahan - kesalahan. apakah lantas kita berputus asa dari rahmat Allah ? Apakah lantas kita berpatah arang dari rahmat Allah ? Tidak, Demi Allah, Tidak, Demi Allah dan sekali lagi tidak, Demi Allah..............
Sungguh Allah telah memanggil kita. Dia mengajak kita kepada ampunan, maaf dan rahmat Allah berfirman :"Wahai bani Adam, selagi engkau berdoa kepadaKU, berharap kepadaKU dan mohon ampunan kepadaKu, maka Aku mengampuni dosa dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai bani Adam, seandainya dosa dosamu mencapai awan dilangit kemudian engkau memohon ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu. Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh jagad kemudian engkau menghadap kepadaKu dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, niscaya Aku akan berikan ampunan sepenuh jagaq pula. " (HR. Ahmad dari Abu Dzar, dan At-tirmidzi dari Anas bin Malik, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Darda dan dishahihkan oleh Ak-Hakim disetujui oleh Adz -Dzahabi)

Saudariku.......................
siapakah orang yang kita lihat selamat dari penyakit - penyakit dunia ? Siapakah orang yang kita lihat sehat dan tidak pernah sakit ? kehidupan dunia mana dengan kematian tidak terputus ? Umur siapa dengan berlalunya waktu-waktu tidak habis ?

Saudariku.......................
Bukankah kita pemilik kesalahan - kesalahan dan dosa - dosa, mana air mata kita yang mengalir ? bukankah kita tawanan maksiat-maksiat dan dosa-dosa, dimana tangis penyesalan kita atas dosa - dosa yang telah lewat ? apakah kita telah lupa akan aib - aib dan dosa dosa kita ? sementara buku catatan kita penuh dengan apa yang kita lupakan. Apakah kita akan sabar terhadap siksaan Neraka Hawiyah ? Tahukah kita apakah Neraka Hawiyah itu ? yaitu api yang panas membakar. Mari kembalilah kepada-Nya dengan taubat Nashuha Mari perbaharui iman dan perbaikilah islam

didunia ini hanya ada 2 jalan.... 1 jalan menuju neraka-Nya... 1 jalan menuju kesyurga-Nya...........
manakah yang akan kita pilih sodariku.................

kuberharap jadi bidadari syurga tapi aku bukan wanita sholehah ku berharap syurga tapi tak sadar jalanku keneraka ku ingin mencari ridho-Nya tapi tak sadar aku mengundang murka-Nya..... pantaskah syurga untukku.........

For Woman

UNTUK PEREMPUAN

by Renungan Kisah Inspiratif Muslimah on Sunday, September 19, 2010 at 8:22pm
Perempuan…!!!
Dirimu tercipta dari tulang rusukku Adam. Benarkah?
anggukanlah kepadamu jika ya gelengkan pula bila tak sependapat
Perempuan...
Dirimu begitu sempurna dihadapan Tuhanmu
sempurna karena senyum mu, sempurna karena ikhlasmu mendidik putera puterimu
walaupun hal itu membunuh lambung dan tulang keringmu
Perempuan…!!
Sejatinya tempatmu adalah Mihrab yang lebar, luas dan suci
Namun tak jarang kaum mu sendiri yang meluncurkanmu
Sering pula kaum ku yang menyumpitkan mu
Perempuan…!!
Air matamu melahirkan kebohongan
Kau katakan dirimu bahagia, padahal sebaliknya
Kau katakan tidak apa-apa meski beban berat mendera
Perempuan…!!
Kau bohongi anakmu dengan sejuta kebohongan
Kau beri mereka makan, namun kau sendiri tak sempat mencicipinya
Kau beri suamimu kehangatan dan kenikmatan walau kau sendiri tak merasakannya
Kau biarkan perutmu bernyanyi asalkan anakmu tertawa dan tesenyum
Perempuan kau berdusta
Dusta yang menumpahkan airmataku
Dusta yang indah demi kebhagiaa
Dusta yang melahirkan tagisan anakmu yang berdharma

Tapi dibalik semua itu ada pengabdian yang tulus , , ,
Pengabdian yang semata mata demi ridho Allah

Wahai perempuan
aku mencintai dirimu akan tetapi, hatiku mencintai Allah
Aku mengharapkan kasih sayangmu, tetapi aku hatiku mengharapkan kasih sayang Allah
Aku inginhidup mati bersamamu, akan tetapi hatiku ingin mati di jalan yang diridhoi Allah
Maka dari semua itu sebelum kita saling menyayangi marilah sama-sama kita mencari jalan menuju pada ridhoi Allah supaya kasih sayang dan kerinduan semua insan akan diberi rahmat dan karunia di jalan yang benar, dan janganlah membiarkan kerinduanmu kepada yang bukan hakmu.

Sabtu, 18 September 2010

I am too busy (Poetry)

..:: I'M TOO BUSY ::..

Everyday as I wake up at dawn
My mind start working the moment I yawn
There were many things to do, o dear!
That's why I hastily did my Subuh prayer
I didn't have the time to sit longer to praise the Lord
To me rushing out after prayer is nothing odd...

Since school, I had been busy every minute
Completing my tutorials and handing it in
My ECAs took up most of my time always
No time did I have to Allah to pray
Too many things to do and zikir is rare
For Allah, I really had no time to spare..

When I grew up and started my career
Working all day to secure my future
When I reached home, I prefered to have fun
I chatted on the phone but i didn't read the Quran
I spent too much time surfing the Internet
Sad to say, my faith was falling flat...

The only time I have left is weekends
During which I prefer window shopping with friends
I couldn't spare time to go to the Masjid
I'm too busy, that's the BIG EXCUSE...

I did my five prayers but did so quickly
After prayer, I didn't sit longer to reflect quietly
I didn't have time to help the needy ones
I was loaded with work as my precious time runs

No time at all to visit a sick Muslim friend
To orphans and elderly, I hardly lent a hand
I'm too busy to do community service
When there were gatherings, I helped the least

My life was already full of stress
So I didn't counsel a Muslim in distress
I didn't spend much time with my family
B'coz i thought, doing so is a waste of time...

No time to share with non-Muslim about Islam
Even though I know, inviting causes no harm
No time to do Sunnah prayers at all
All these contribute to my imaan's fall..

I'm busy here and busy there
I've no time at all, that's all I care
I went for religious lessons, just once in awhile
Coz i'm too busy making a pile...

I worked all day and i slept all night
Too tired for Tahajjud and it seemed not right
To me, earning a living was already tough
so i only did basic deeds but that's not enough..

No time at all, to admire God's creation
No time to praise Allah and seek His Compassion
Although I know how short is my life
For Islam, I really didn't strive..

Finally the day comes, when the Lord calls for me
And I stood before Him with my Life's History

I feel so guilty b'coz i should have prayed more
Isn't that what a Muslim lives for?
To thank Allah and do more good deeds
And the Quran is for us all to read..

Now at Judgement Day, I'm starting to fret
I've wasted my life but it's too late to regret
My entry to Paradise depend on my good behaviour
But i've not done enough nor did proper prayer

My "good deed book" is given from my right
An angel opened my "book" and read out my plight.
Then the angel chided me....

"O You Muslim servant, you are the one,
Who is given enough time, yet not much is done
Do you know that your faith is loose?
saying "no time" is only an excuse.
Your "good deed book" should be filled up more
with all the good work you stood up for..

Hence, I only recorded those little good deeds
As I say this, I know your eyes will mist..
I was about to write some more, you see
But i did not have, THE TIME to list".......

Selasa, 14 September 2010

What have We Gained From Ramadhan


What Have We Gained From Ramadan?
Posted by iloveAllaah.com Team • September 10, 2010 • Printer-friendly
http://farm3.static.flickr.com/2744/4445228114_a4fe17c76f.jpg
Ramadan is a school of iman and a ‘stop to recharge one’s spiritual batteries’ – to acquire one’s provision for the rest of the year… For when will one take a lesson and change for better if not in the month of Ramadan? The noble month is a true school of transformation in which we change our actions, habits and manners that are in variance with the Law of Allah ‘azza wa jall.
“Verily, Allah does not change the condition of a people until they change what is in themselves.” [Ar-Ra`d, 11]
If you are from those who benefited from Ramadan, fulfilled the requirements of taqwa, truly fasted the month, prayed in it with truthfulness, and strove against you soul, then praise and thank Allah, and ask Him for steadfastness upon it until you meet your death. Be not like one who has sewn a shirt and then destroyed it… Have you seen one who sewed a shirt or thawb, so when she looked at it, she liked it. Then she destroyed it pulling a thread by thread for no reason. What would people say about such a person?! Or have you seen one who earns a fortune trading throughout the day, then when the night comes, he throws away all that he earned, dirham by dirham. What would people say about such a person?! This is the condition of one who returns to sinning and evildoing after Ramadan and leaves obedience and righteous actions. So after he was favored with the blessing of obedience and enjoyment of communicating with Allah he returned to the blaze of sins and evil actions. How evil are the people who know Allah only in Ramadan! My dear ones, falling short in one’s commitment to Islam after Ramadan is manifested in many ways, including:
1 – Men leaving the five prayers in congregation, after they filled mosques for Taraweeh prayers, thus going to the masjid for recommended prayers and leaving obligatory ones.
2 – Return to musical entertainment, forbidden films, women displaying their adornment beyond that which ordinarily appears thereof, free mixing etc. This is not thankfulness for blessings and favors, nor is it the sign of acceptance of one’s actions, rather this is opposition to favors and absence of thankfulness. These are from signs of one’s deeds not being accepted – and Allah’s refuge is sought – for one who truly fasts rejoices on the occasion of `eid, praises his Lord for helping him complete the fast, and remains fearful that Allah may not accept his fasting, just as the Salaf would continue asking for acceptance of their actions in Ramadan for six months after it. From signs that one’s deeds are accepted is that he or she has improved in his or her obedience to Allah `azza wa jall.
“And remember when your Lord proclaimed, ‘If you are grateful, I will surely increase you [in favor]…” [Ibrahim, 7]
Increase you in good, faith and righteous actions. So if the servant is truly thankful to his Lord, you will see him guided to more obedience and distanced from sinfulness. Thankfulness is leaving sins, as the early Muslims said.
“And worship your Lord until there comes you to the certainty [i.e. death].” [al-Hijr, 99]
The Muslim must continuously be in the state of obedience of Allah, firm upon His Sharee`ah, steadfast upon His Deen, so that he or she is not of those who worship Allah only during one month or only in one place. Rather, the believer knows that the Lord of Ramadan is also the Lord of other months, and that He is the Lord of all times and places, so he is steadfast upon the Sharee`ah of Allah until he meets Him while He is pleased with him. Allah ta`ala said,
“So remain on a right course as you have been commanded, [you] and those who have turned back with you [to Allah].” [Hud, 112]
And,
“So take a straight course to Him and seek His forgiveness.” [Fussilat, 6]
And the Prophet, sallallahu `alayhi wa sallam, said,
“Say ‘I believe in Allah’, then be steadfast.” [Muslim]
– If the fasting in Ramadan has ended, then there remains voluntary fasting, such as fasting six days in Shawwal, on Mondays and Thursdays, the three days in the middle of the month, the days of `Aashoora and `Arafat, and others.
– If standing in prayer at night during Ramadan has ended, then there remains voluntary night prayer throughout the year.
“They used to sleep but little of the night.”[Adh-Dhaariyaat, 17]
– If the charity in Ramadan and zakat ul-fitr have ended, then there is the obligatory Zakat, and also there are many other open doors to charity, voluntary actions and jihad.
– Reading of the Qur’an and contemplating it is not only for Ramadan, rather it is for all times.
Righteous actions are for all times and all places, so strive –O my brother and sister – and beware of laziness. And remember that it is not allowed for us to leave the obligatory actions or delay them, such as the five daily prayers on time, in congregation etc. And do not fall into forbidden actions, such as forbidden sayings, food and drinks, or by looking at or listening to what is forbidden. Be steadfast and upright upon the Deen of Allah at all times, for you do not know when you’ll meet the Angel of Death. Beware of him taking you while you are in a state of sin.“O Allah, Who turns the hearts, keep our hearts steadfast upon Your Deen.” I ask Allah to accept from us and you our fasting, our prayers and other righteous actions, that our condition after Ramadan be a better one, that the state of our Ummah improves, that we are granted honour and that we truly turn to our Lord…Ameen
Source: What After Ramadan? – Adapted from “Wa maadha ba`da Ramadaan”, by Dar Al-Watan

my creation

me

O Allah I fall in LoVe



O GOD , I fell in love Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ

O Allah!
Here I come again to  THY
with a myriad of heartsick
with hope and pleased
For beg THY,
unplug that sense

O God, the sins I have been
 Done because of that feeling

O Allah!
I entrust to THY this heart

O Allah!
Forgive of this poor servant
for  all my hurry

O Allah!
If  I have  fallen in love
I want all been wrapped by Thy good pleasure
I want all been bound by law syar'i

O Allah!
If I fall in love
Let the man who can add my love to thy
that can add my obedient to THY
who can help me to reach for THY heaven

O Allah!
Let me fall in love for
the man who loves me for thy
the man who can accept me what ever I m
the man who can love me